Tari untuk Hari Ini

proses Tari dan Pentingnya

Ari Ersandi

1/10/20242 min baca

Tari hari ini telah mengalami banyak perkembangan dan perubahan sejak dulu hingga saat ini. Dulu, tari hanya dipandang sebagai sebuah seni yang hanya memiliki fungsi sebagai hiburan semata dan kebutuhan ritual. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, tari telah mengalami transformasi menjadi sebuah cara kerja yang multidisiplin yang mampu mengekspresikan gagasan yang terdistribusi dengan baik kepada penontonnya. Tari juga telah berevolusi menjadi sebuah seni yang lebih kolaboratif dan inklusif. Kolaborasi antara penari dengan seniman lain, seperti musisi, penyair, atau bahkan seniman visual, telah memberikan dimensi baru pada tari. Hal ini memungkinkan tari untuk memperkaya diri dan menjangkau lebih banyak khalayak, serta memberikan ruang untuk berbagai eksperimen dan inovasi baru. Tari tidak hanya menjadi produk tapi pemahaman terhadap tari juga menjadi cara kerja yang banyak digunakan dalam kerja-kerja kreatif hari ini.

Tulisan ini hanya berdasarkan pengalaman subjektif saya sebagai penari yang tidak memimliki pemahaman revelusioner seperti teman-teman saya di luar sana. Sulit bagi saya untuk melihat persitiwa ini dengan objektif. Saya belajar tari bukan hanya untuk mempersiapkan diri untuk tampil di panggung, tetapi juga untuk memantaskan diri secara keseluruhan. Menurut saya ini adalah cara yang lebih reflektif dan sifatnya sangat penting.
Saya hanya ingin menekankan tentang tujuan utama untuk belajar tari. Tujuannya bukanlah tentang mengapa saya memilih tari dan untuk tujuan apa tari ada dan menjadi bagian dari kehidupan saya, tetapi tentang memantaskan diri terlebih dahulu. Memantaskan diri berarti mempersiapkan pengetahuan dan motorik tubuh sebagai wadah untuk gagasan, ekspresi, dan informasi yang ingin kami sampaikan kepada penonton. Tentu saja, penempaan tubuh menjadi bagian penting yang perlu diselesaikan terlebih dahulu. Inilah yang saya maksud dengan memantaskan diri, karena proses ini tidak bisa instan dan tidak dapat dikejar dengan cara yang cepat. Semua membutuhkan proses yang panjang dan berkelanjutan. Semua butuh pengetahuan yang tidak pernah cukup dari satu sisi.
Selama proses belajar tari, saya juga memperoleh pengetahuan tentang tubuh saya. Saya belajar tentang kemampuan dan keterbatasan tubuh, serta cara untuk mengoptimalkannya. Saya juga belajar tentang bagaimana tubuh berinteraksi dengan lingkungan sekitar, baik secara fisik maupun emosional. Ini adalah hal-hal yang perlu dialami dan pahami dengan baik sebagai seorang penari atau koreografer. Namun, sayangnya saat ini saya melihat bahwa proses ini telah menjadi hal yang dianggap sepele. Hal ini disebabkan oleh perubahan zaman dan kebutuhan yang berbeda. Saya tidak mengatakan bahwa ini adalah hal yang salah, tetapi saya merasa bahwa ada sesuatu yang hilang. Ini bukan tentang perubahan atau perkembangan, tetapi tentang kehilangan esensi dari proses belajar tari yang sebenarnya.
Saat ini, banyak orang yang lebih fokus pada hasil akhir dan tidak memperhatikan proses yang sebenarnya. Banyak orang juga menggunakan cara instan untuk mencapai tujuan mereka, tanpa memperhatikan proses yang sebenarnya.”mudah saja amati, tiru dan modifikasi sedikit”, sudah bisa dikatakan membuat karya tari.
Saya merasa bahwa kehilangan pemahaman yang mendalam tentang tubuh dan lingkungan dapat menyebabkan kehilangan esensi dari tarian itu sendiri. Tari itu tentang menciptakan koneksi antara tubuh, pikiran, dan emosi. Ini adalah tentang mengekspresikan diri melalui Gerakan sebagai kendaraannya dan mengkomunikasikan pesan yang dalam kepada penonton. Jika kita hanya fokus pada hasil akhir dan tidak memperhatikan prosesnya, maka kita akan kehilangan kedalaman dan kekayaan dari tarian itu sendiri.
Saya tidak bermaksud untuk menghakimi atau mengkritik perkembangan zaman dan kebutuhan saat ini. Tetapi sebagai generasi yang tidak akrab dengan hal yang serba instan ini, saya merasa perlu untuk mengingatkan bahwa proses belajar tari yang sebenarnya adalah hal yang berharga dan tidak boleh diabaikan. Memahami tubuh kita dan lingkungan sekitar adalah hal yang sangat penting dalam proses tari itu sendiri. Ya, pada akhirnya proses dan proses menjadi ritus untuk diriku sendiri dan lingkungan yang beranggapan sama dengan apa yang aku rasa dan pikirankan.

Dunia tidak akan kiamat juga jika tidak ada tari, namun mungkin aku hanya akan kehilangan makna atas kebaradaan diriku di dunia ini.

Salam,