Apakah Kesenian Masih Dibutuhkan di Era Panggung Virtual?


Apakah Seni Pertunjukan Masih Dibutuhkan?
Ketika panggung virtual menjadi standar baru, saya mulai mempertanyakan apakah seni pertunjukan masih dibutuhkan. Namun, jawabannya selalu kembali ke ya. Kesenian memiliki cara unik untuk menyentuh dan menggerakkan jiwa manusia. Meskipun teknologi menawarkan solusi praktis, seni pertunjukan panggung memiliki nilai yang tak bisa begitu saja diabaikan.
Saya menyadari bahwa saya terjebak di panggung virtual selama lockdown. Ini menjadi suatu kebiasaan yang pada akhirnya harus diterima, meskipun saya tidak sepenuhnya bersepakat bahwa seni pertunjukan panggung bisa dengan mudah dipindahkan ke format virtual. Ini mungkin merupakan adaptasi sementara, tetapi tidak akan pernah bisa menggantikan keajaiban panggung nyata.
Panggung virtual memberikan peluang baru yang tak terbatas oleh ruang dan waktu. Dengan bantuan teknologi, seniman dapat menjangkau audiens yang lebih luas tanpa harus berada di lokasi fisik yang sama. Editing video dan kerja kamera juga memungkinkan karya seni tampil lebih sempurna dan menarik secara visual. Namun demikian, ada kekurangan yang muncul seiring perpindahan ini. Penggunaan teknologi cenderung membuat seniman tari melupakan ukuran-ukuran dasar yang biasa digunakan di atas panggung fisik.
TIM:
Koreografer : Ari ersandi
Penari : Ikun kncara , Lian Saputra, babam
Video : Aditya
Lighting : Jibna